Gangguan jiwa adalah penyakit yang paling banyak mengalami stigma. Hasil studi mengungkapkan bahwa stigmatisasi terhadap Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) disebabkan karena pengetahuan yang rendah terhadap gangguan jiwa. Usia yang lebih mudah juga cenderung lebih banyak melakukan stigmatisasi terhadap ODGJ. Studi Knaak, dkk (2017) menyatakan bahwa stigma terhadap gangguan jiwa menjadi faktor penghambat utama bagi ODGJ untuk mendapatkan akses dan perawatan yang berkualitas. Stigma gangguan jiwa memiliki pengaruh yang besar bagi ODGJ untuk mencari pengobatan. Makin sedikit stigma, semakin besar peluang pemulihan pada ODGJ. Oleh karena itu, perlu upaya prevensi agar dapat menghilangkan stigma terhadap gangguan jiwa.
Aplikasi RIKA (Remaja Peduli Kesehatan Jiwa) ini dirancang untuk mengurangi stigma gangguan jiwa yang khusus dirancang untuk remaja. Aplikasi ini merupakan aplikasi pendidikan kesehatan yang bertujuan untuk mengurangi stigma gangguan jiwa dikalangan remaja melalui pemberian pengetahuan dan pemahaman tentang gangguan jiwa. Model Pembelajaran menggunakan pendekatan machine learning, dimana remaja dapat mempelajari sendiri dengan cara mengidentifikasi sendiri stigma yang dimiliki tentang gangguan jiwa dan mengevaluasi sendiri pengetahuan dan sikap yang dimiliki. Dengan demikian, aplikasi RIKA ini diharapkan dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, nyaman serta penyajiannya mudah dipahami remaja. Selain itu, pembelajaran ini juga efektif karena remaja dapat belajar dimana saja dan kapan saja melalui smartphone atau android yang dimiliki remaja.